Selasa, 30 Juli 2013

Berita Ekonomi : Indonesia Menawarkan Investasi di Luar Jawa pada Singapura

Berita Ekonomi - Dalam rangka pemanfaatan minat investasi yang tinggi dari Singapura di Indonesia, maka Indonesia mengajukan tawaran kepada Singapura untuk berinvestasi di luar pulau Jawa. Harapan jika strategi ini berhasil dijalankan adalah terjadinya percepatanpertumbuhan ekonomidaerah di luar Jawa.

Hal ini disampaikan oleh Hatta Rajasa selaku Menko Perekonomian kepada Perdana Menteri Perdagagan dan Industri Singapora, Lim Hng Kiang di Hotel Borobudur, Jakarta pada awal pekan yang lalu.


Tidak ketinggalan, Menko Perekonomian juga menginformasikan bahwa nilai investasi Singapura ke Indonesia hingga saat sekarang ini ternilai cukup tinggi. Bahkan di tahun 2012 saja nilai investasi Singapura di Indonesia sudah mencapai angka US$ 5 Miliar. Itulah yang menjadi alasan Hatta Rajasa mengajukan tawaran ini karena beliau juga menginginkan investasi Singapura tersebut dapat mendorong pertumbuhan di luar Jawa.

Selain itu, Hatta Rajasa juga mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengajak Singapura untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur terutama membangun pelabuhan yang berskala besar yang nantinya diharapkan dapat menjadi tempat bersandarnya kapal - kapal besar di Indonesia bagian Timur.

“Kita mendorong ke depan bagimana membuka daerah-daerah di Indonesia Timur yang potensi turisnya tinggi, silahkan disana ada raja empat dan berbagai macam," tegasnya.

Tidak hanya di wilayah Timur Indonesia saja, pelabuhan sejenis juga rencananya akan dibangun di wilayah Pulau Bali agar turis dari kapal pesiar Indonesia bisa dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia.


Dalam kunjungan delegasi antara Singapura dan Indonesia tersebut beliau juga memaparkan bahwa kunjungi ini sekaligus untuk membahas lebih jauh berbagai macamkerjasama antar Indonesia dan Singapura. Dan beliau juga menjelaskan bahwa kerjasama yang dibahas kali ini meliputi 6 hal, yaitu Investasi, Perhubungan Udara, Pariwisata, Batam - Bintan - Krimun (BKK), Ketenagakerjaan, dan perdagangan.

Hatta Rajasa mengatakan “Baru saja tadi kita melaksanakan pertemuan yang ke-3, kita tadi membahas 6 working groups. Dan tadi kita tanda tangani kesepaktan kita, nanti kita sampaikan kepada leader dari 2 negara yang akan berjumpa pada pertemuan berikutnya di Singapura”.

PERMASALAHAN PEREKONOMIAN

Puluhan toke sawit di Pekanbaru tertipu miliaran rupiah

Reporter : Abdullah Sani
Jumat, 5 Juli 2013 23:16:00
Sawit. dinasperkebunaninhu.com
63
Puluhan toke sawit warga Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau ditipu warga Bekasi Barat inisial HA (35) miliaran rupiah. Modus penipuan, HA sebagai pemilik CV SRS mengaku bekerjasama dengan PT Jasa Andal di Jakarta dalam pembiayaan (investasi) transportasi kapal. Kepada korbannya, HA menjanjikan akan memberi fee 15 persen dari modal yang dikirim melalui rekening bank perbulan. Namun, perjanjian itu tidak terealisasi.

Topan (45), warga Desa Talang Mulya, Kecamatan Batang Cenaku yang menjadi korban penipuan menceritakan, dia menyetor uang sebesar Rp 163 juta melalui Asnani (Toke Sawit) warga Titian Resak Kecamatan Seberida. Uang tersebut disetorkan kepada pelaku HA bulan Februari 2013. Berjalan satu bulan, Topan menerima fee senilai Rp 24 juta (15 persen). Fee itu diterima langsung melalui rekeningnya Bank BNI pada bulan Maret.

Namun, sejak bulan April hingga saat ini fee tidak dikirim bahkan uang yang disetorkan tidak kembali. Topan mengaku baru-baru ini mendatangi rumah HA di Bekasi Barat. Ternyata setelah diperiksa PT Jasa Andal yang disebut HA tidak ada. Di rumahnya ditemukan ada cap stempel PT Jasa Andal.

"Setelah bertemu dengan HA, dia berjanji akan mengembalikan uang para penyetor. Tapi janji itu tidak ditepati," ungkap Topan, Jumat (5/7).

Menurut Topan, di Kabupaten Inhu saja ada puluhan warga yang ditipu HA dengan modus investasi yang sama melalui Asnani. Alhasil, para penyetor merasa ditipu karena tidak mendapat fee bahkan uang yang disetorkan pun tak kunjung kembali.

Selain Topan, salah seorang warga lainnya, Andi Sasongko (35) warga Kecamatan Batang Cenaku mengaku menyetor uang sebesar Rp 112 juta kepada HA pada bulan April 2013. Dalam praktiknya, HA meminta uang sebagai investasi dengan perjanjian akan menerima 15 persen keuntungan dari modal setiap bulan.

"Jangka waktu investasi tidak terbatas. Kapan ingin mengambil modal bisa dikembalikan. Tapi jangankan modal, fee yang dijanjikan saja hingga saat ini tidak pernah saya terima," ungkap Andi.

Korban lainnya, Wardi (40) warga Desa Seresam Kecamatan Seberida, mengaku ditipu HA mencapai Rp 500 juta dengan modus yang sama. Namun, Wardi memiliki bukti perjanjian kerjasama dengan HA dan bukti transfer uang melalui rekening bank kepada HA.

Anehnya, para korban enggan melaporkan kasus penipuan ini kepada aparat kepolisian. Kanit Pidum Satreskrim Polres Inhu, Bripka Hairul Umam dikonfirmasi mengaku belum mendapat laporan dari warga yang menjadi korban penipuan. "Belum ada laporan ke kami," katanya.